Tak sedikit pasangan yang hobi mengucap kata putus — meski tak serius — setiap bertemu konflik. Hal tersebut biasanya terucap spontan karena luapan emosi. Apa akibatnya?
Mengurangi kemampuan menyelesaikan masalah
Jika kata putus kerap dijadikan andalan di kala pertengkaran tak juga mencapai pencerahan, Anda harus hati-hati. Pelan-pelan kata tersebut menggerogoti kemampuan Anda dan pasangan dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang baik seperti kompromi dan komunikasi. Padahal jika berencana memiliki hubungan jangka panjang, kemampuan mengatasi konflik sangatlah penting.
Tak ada yang tak mungkin. Saat emosi meluap memang bukan momen yang baik untuk berdiskusi. Redakan emosi masing-masing dan tunggu saat yang tenang untuk kembali membicarakan masalah Anda. Teruslah berlatih berkompromi untuk kelancaran hubungan. Jika menurut Anda hubungan ini sangat berharga untuk dipertahankan, maka tak ada salahnya melatih emosi dan berusaha mencapai kompromi. Jangan sampai menyesal belakangan ketika kata putus bukan dianggap sekadar ancaman tapi justru kenyataan.
Menggampangkan masalah
Jika pasangan mudah menyerah setelah diserang kata putus maka lama-lama Anda akan menganggap kata tersebut merupakan solusi dari masalah. Tanpa benar-benar memperhatikan inti permasalahan dan solusinya, Anda langsung melempar kata putus saat sudah kesal.
Padahal permasalahan sehari-hari justru bisa membuat hubungan Anda semakin kuat. Sama-sama menyelesaikan masalah dengan komunikasi membuat Anda lebih mengenal pasangan dan membuat Anda merasa lebih menghargai hubungan. Anda akan merasa hubungan ini merupakan hasil jerih payah bersama dan bukan hanya sekadar karena si dia takut akan ancaman kehilangan Anda.
Ungkapan "What doesn't kill you only makes you stronger" juga berlaku dalam hubungan. Masalah yang bisa Anda lewati dan selesaikan bersama bisa membuat hubungan Anda lebih kuat. Tentu lebih menyenangkan memiliki hubungan yang dibangun karena rasa memiliki bersama, bukan hanya karena salah satu pihak merasa terancam.
Kehilangan makna
Telinga pasangan juga bisa kebal karena terlalu sering mendengar kata putus. Lama-lama ia meremehkan ancaman Anda. Kata putus kehilangan makna yang sesungguhnya. Ketika Anda mengucap putus, ia hanya akan berpikir ini adalah ancaman sementara Anda dan tidak akan benar-benar terjadi.
Jika ia berpikir demikian maka ia tak akan menyikapi masalah yang terjadi dengan serius. Ia hanya berpikir setelah terucap kata putus, ia bisa mengeluarkan rayuan maut, bersikap manis, memberi Anda hadiah, atau memberi janji-janji yang belum tentu ditepati karena tahu Anda pasti akan menerimanya kembali.
Akhirnya, malah Anda yang terjebak dalam omongan sendiri. Permasalahan hubungan Anda tak akan dianggap serius lagi. Ia hanya akan fokus ke proses yang harus ia lakukan setelah kata putus terucap. Apakah akan mengirimkan bunga, membelikan hadiah, atau mengirim pesan rayuan yang menggoda. Apa yang sesungguhnya menjadi masalah, akhirnya menjadi mudah dilupakan. Ujung-ujungnya masalah yang sama akan sering terjadi kembali karena tak pernah benar-benar terselesaikan.
Membuat hubungan jalan di tempat
Dari semua efek di atas, akhirnya bisa dikatakan tak ada gunanya terlalu sering mengumbar kata putus. Hubungan cinta dibangun melalui komunikasi dan kepercayaan dua arah yang baik. Sering mengumbar kata putus menandakan Anda merasa lebih superior dari pasangan. Anda berpikir pasangan akan merasa terancam dan akan menuruti keinginan Anda. Hasilnya hubungan Anda lebih banyak dibentuk oleh konflik ancaman, ketidakpercayaan (karena putus tak selalu serius), dan satu pihak yang merasa lebih dibutuhkan dari yang lain.
Tak ada yang bagus dari hubungan semacam itu. Hubungan Anda hanya akan sering dipenuhi letupan konflik tanpa solusi yang sebenarnya. Padahal untuk membuat hubungan Anda lebih kuat dan lebih dewasa diperlukan kemampuan menyelesaikan masalah yang baik, komunikasi dua arah yang sehat, serta rasa saling membutuhkan yang memperkuat keinginan menyelesaikan masalah.
Jika konflik sedikit kata putus langsung diumbar, maka hubungan Anda tak akan melangkah kemana-mana. Anda hanya akan terus berputar dalam lingkaran putus-sambung. Atau kalau si dia sudah jenuh diancam, maka kata putus yang tidak serius bisa menjadi kenyataan yang Anda sesali.
sumber : yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar